Jumat, 04 Januari 2013

Rela Menyumbang Demi Air

Sabaria Lasse, 49 tahun, selalu antusias tiap kali orang menanyakan perihal kakus baru miliknya. Kakus atau WC separo tembok dan separo kayu itu berukuran sekitar dua meter persegi, terletak di sisi kanan rumahnya di desa Hilizokhu, Kecamatan Lahewa, Nias  

“Kakus ini saya buat dengan biaya sendiri,” jelas Sabaria, dalam bahasa lokal, dengan bangga.    

Sebelum punya kakus sendiri, Sabaria dan banyak warga lainnya di desa tersebut cukup lari ke semak-semak belakang rumah jika ingin buang hajat. Sebagian lainnya memilih sungai sebagai ‘kakus alami’ mereka.  Kebiasaan yang tak sehat ini, tak pelak, mengundang banyak penyakit yang sering menyerang  warga desa. Sebut saja, misalnya, penyakit diare.   

Kondisi itulah yang ditemui Palang Merah Indonesia, yang bekerja sama dengan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies) membuka program penyediaan airs bersih dan sanitasi atau watsan (water and sanitation) di Nias pasca gempa 2005 di Lahewa dan Mandrehe, Nias. Palang Merah membangun puluhan MCK berikut septik tank, keran air dan pemipaan, serta penampungan air sumber dan air hujan.   

“Saya melihat MCK yang dibangun Palang Merah, warga menyukainya,” kata Sabaria. Tiap tiga-empat keluarga memperoleh satu MCK untuk digunakan dan dirawat bersama. Tetapi untuk beberapa orang, khususnya yang sudah berusia lanjut, termasuk Sabaria, punya kakus sendiri yang jaraknya dekat dengan rumah. Maka,  ia memutuskan membangun kakus sendiri, meniru desain dan sistem yang dibuat Palang Merah. Butuh dua minggu untuk membangun kakus tersebut, lengkap dengan septik tank-nya. Sabaria harus mengeluarkan uang dari koceknya sekitar satu juta rupiah. Selain dirinya, ada pula warga di dusunnya yang melakukan hal serupa, seperti Atoaro Zalukhu, 40 tahun.  

Akses air bersih jadi lebih mudah Sungguh tidak mudah menerapkan program pengadaan air bersih dan sanitasi di daerah seperti Nias. Sebagai contoh, di desa Ombolata Afulu, penduduk harus berjalan kaki ke penampungan air milik desa demi memperoleh air bersih. Air dialirkan dari bukit yang berjarak 300 meter  dari perkampungan, menggunakan bambu.   

Dengan bantuan Palang Merah,  kini bak penampungan air sumber di bukit tengah dibangun, berikut pemipaannya ke desa. Di desa sudah disiapkan tiga tangki penampungan air, yang nantinya akan menyalurkan air ke setiap rumah penduduk.  “Dengan adanya instalasi ini, setidanya 40 keluarga di sini akan bisa memperoleh air lebih mudah daripada sebelumnya,” kata kepala desa Ombolata Afulu, Belifati Warowu dengan raut gembira.   

Tak heran, atas musyawarah warga, mereka ikut menyingsingkan lengan baju membantu pembangunan sarana air bersih dan sanitasi ini. “Warga desa menyumbang pasir untuk pembangunan bak penampungan,” kata Belifati. Selain itu, mereka menggilir warga desa untuk turun bekerja, 20 orang setiap 3 hari dengan sistem bergiliran. Tak cuma itu, warga juga belajar bagaimana hidup secara lebih sehat dan higienis sehari-hari, seperti mencuci tangan dengan sabun, merebus air sebelum dikonsumsi, dan lain-lain.  

“Sebelum gempa 2005, diperkirakan kurang dari 30% populasi di pulau ini yang punya akses terhadap air bersih, sanitasi dasar, serta mengerti praktek hidup sehat,” kata Nigel Ede,  kepala kantor IFRC di Nias. Lewat programp-program yang dilaksanakan Palang Merah dan beberapa lembaga kemanusiaan lainnya, kondisi tersebut kini lumayan membaik, meskipun tetap masih banyak hal yang harus dilakukan . 

Di Nias, Palang Merah memusatkan kegiatannya  untuk menangani persoalan tingginya tingkat kematian karena problem kesehatan melalui, antara lain, program watsan. Selain itu, Palang Merah juga melaksanakan program pertolongan pertama berbasis masyarakat (PPBM) yang bertujuan memberikan masyarakat pengetahuan dan ketrampilan dalam menangani situasi darurat kesehatan sehari-hari, manakala jauh dari akses pusat kesehatan, atau ketika petugas kesehatan tidak tersedia.
(Akhmad Husein)(http://www.pmi.or.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar